bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Saturday, June 25, 2011

e-TA PTK I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar belakang
Pendidikan dasar di Indonesia berlangsung selama sembilan tahun, yang terdiri enam tahun di Sekolah Dasar, tiga tahun di Sekolah Menengah Pertama. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal sebagai wadah  dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pendidikan dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengikuti pendidikan pada jenjang menengah.
PKn merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk warga Negara yang baik. Oleh karena itu, mata pelajaran PKn dapat dipergunakan untuk menanamkan pendidikan nilai, moral, dan norma secara terus menerus, sehingga warga Negara yang baik lekas terwujud.
Sejalan dengan adanya tatanan baru di Indonesia maka konsep nilai, moral dan norma sudah selayaknya menjadi karakteristik utama PKn. Terlebih jika mengingat kenyataan bahwa bangsa Indonesia sekarang sedang mengalami krisis jati diri, sehingga nilai moral dan norma menjadi hal yang penting untuk membentengi kekrisisan jati diri bangsa ini.
Pada saat ini timbul kesan bahwa pembelajaran PKn  membosankan bagi siswa SD, hal ini dikarenakan materi yang dipelajari terlalu luas dan tidak menyenangkan apalagi alokasi waktu yang sangat sedikit. Bahkan pembelajaran PKn pernah akan dihilangkan karena dianggap tidak perlu dan tidak penting.
Hal seperti ini ternyata dialami juga oleh siswa-siswi kelas VI SD Negeri 07 Pontianak Utara, khususnya pada materi “politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif”.
Masalah belajar yang sering muncul pada saat berlangsungnya proses pembelajaran adalah :
1) Siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran.
2) Guru menjelaskan materi terlalu cepat.
3) Guru hanya berceramah saja.
4) Guru tidak melibatkan interaksi antar siswa.
Beberapa hal yang disebutkan di atas menimbulkan kejenuhan belajar bagi siswa, sehingga menyebabkan siswa belum dapat mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini tampak pada pencapaian nilai akhir PKn siswa pada materi tersebut dengan nilai rata-rata 53,5. Perolehan hasil belajar tersebut masih jauh di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan pada SD Negeri 07 Pontianak Utara sebesar 60 %.
Dalam pembelajaran PKn  terdapat berbagai tehnik belajar yang dapat diterapkan, salah satu tehnik tersebut adalah penerapan tehnik belajar ala permainan jigsaw di asumsikan akan mampu meningkatkan  aktivitas belajar siswa, sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran PKn kelas VI (enam). Berdasarkan  asumsi tersebut peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian sederhana mengenai penerapan ala permainan jigsaw dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas VI (enam) SD Negeri 07 Pontianak Utara.

1.2.            Masalah penelitian
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini secara umum adalah :
            ‘’bagaimanakah penerapan ala permainan jigsaw dapat meningkatkan  aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn di kelas VI (enam) Sekolah Dasar Negeri 07 Pontianak Utara?’’ untuk tidak memperluas permasalahan, maka  masalah yang masih  bersifat umum tersebut dipersempit dalam beberapa sub masalah, yakni :
1.    Bagaimana ala permainan jigsaw dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas VI SD Negeri 07 Pontianak Utara pada materi politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif ?
2.    Apakah dengan menerapkan tehnik belajar ala permainan jigsaw  dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn dengan materi politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif di kelas VI SD Negeri 07 Pontianak Utara ?
Pemecahan masalah
1.      Bagi materi pelajaran menjadi beberapa segmen.
2.      Siswa berdiskusi membahas dan mengembangkan segmen materinya masing-masing.
3.      Siswa saling mengajarkan antara yang satu dengan yang lain tentang apa yang telah dipelajari masing-masing. Sehingga semua siswa akan memperoleh pengetahuan yang utuh.
4.      Memfasilitasi terjadi interaksi positif antar siswa dalam setiap tahap proses belajar ala permainan jigsaw.
1.3.            Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan sub masalah maka tujuan penelitian dan rumusan hipotesis penelitian ini adalah “peningkatan hasil belajar politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif pelajaran PKn dengan belajar ala permainan jigsaw di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 07 Pontianak Utara“.
1.4.            Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.      Siswa
Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memperoleh pembelajaran bagaimana belajar yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya (sekolahnya).
3.      SD Negeri 07 Pontianak Utara
Dengan hasil penelitian ini diharapkan SD Negeri 07  Pontianak Utara dapat lebih meningkatkan mutu pembelajaran di sekolahnya.
1.5.            Penjelasan istilah penelitian
            Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas menurut Asrori, dkk,(2009:7) mengutip beberapa pendapat ahli pendidikan mengenai hal tersebut yakni :
a.       Mc Niff (1992) : Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat di manfaatkan sebagai alat untuk pengembangan  dan perbaikan pembelajaran.
b.      Suharsimi Arikunto (2007) : Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja di munculkan  dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
c.       Rustam dan Mundilarto (2004) : Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan meracang , melaksanakan  dan merefleksikan tindakan secara kalaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kenerja nya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
            Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelititan yang bersifat  reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan  praktik pembelajaran di kelas secara lebih baik, dengan Penelitian Tindakan Kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap praktik pembelajaran yang dilakukan dikelas. Guru juga dapat melakukan penelitian tindakan kelas, guru juga dapat memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih berkualitas dan lebih efektif.
            Penelitian tindakan kelas dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahapan, yakni merencanakan/persiapan, malaksanakan tindakan, pengamatan dan refleksi.



No comments:

Post a Comment