BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendidikan dasar di Indonesia berlangsung selama sembilan tahun, yang terdiri enam tahun di Sekolah Dasar, tiga tahun di Sekolah Menengah Pertama. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal sebagai wadah dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pendidikan dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengikuti pendidikan pada jenjang menengah.
PKn merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk warga Negara yang baik. Oleh karena itu, mata pelajaran PKn dapat dipergunakan untuk menanamkan pendidikan nilai, moral, dan norma secara terus menerus, sehingga warga Negara yang baik lekas terwujud.
Sejalan dengan adanya tatanan baru di Indonesia maka konsep nilai, moral dan norma sudah selayaknya menjadi karakteristik utama PKn. Terlebih jika mengingat kenyataan bahwa bangsa Indonesia sekarang sedang mengalami krisis jati diri, sehingga nilai moral dan norma menjadi hal yang penting untuk membentengi kekrisisan jati diri bangsa ini.
Pada saat ini timbul kesan bahwa pembelajaran PKn membosankan bagi siswa SD, hal ini dikarenakan materi yang dipelajari terlalu luas dan tidak menyenangkan apalagi alokasi waktu yang sangat sedikit. Bahkan pembelajaran PKn pernah akan dihilangkan karena dianggap tidak perlu dan tidak penting.
Hal seperti ini ternyata dialami juga oleh siswa-siswi kelas VI SD Negeri 07 Pontianak Utara, khususnya pada materi “politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif”.
Masalah belajar yang sering muncul pada saat berlangsungnya proses pembelajaran adalah :
1) Siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran.
2) Guru menjelaskan materi terlalu cepat.
3) Guru hanya berceramah saja.
4) Guru tidak melibatkan interaksi antar siswa.
Beberapa hal yang disebutkan di atas menimbulkan kejenuhan belajar bagi siswa, sehingga menyebabkan siswa belum dapat mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini tampak pada pencapaian nilai akhir PKn siswa pada materi tersebut dengan nilai rata-rata 53,5. Perolehan hasil belajar tersebut masih jauh di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan pada SD Negeri 07 Pontianak Utara sebesar 60 %.
Dalam pembelajaran PKn terdapat berbagai tehnik belajar yang dapat diterapkan, salah satu tehnik tersebut adalah penerapan tehnik belajar ala permainan jigsaw di asumsikan akan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa, sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran PKn kelas VI (enam). Berdasarkan asumsi tersebut peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian sederhana mengenai penerapan ala permainan jigsaw dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas VI (enam) SD Negeri 07 Pontianak Utara.